Riwayat Nama Weka Naila

20.28 Unknown 0 Comments


Riwayat Nama Weka Naila



        Hari itu, Kamis, bertepatan dengan tanggal 15 Oktober 2009, saat pertama kos di Jl. Mayjen Panjaitan Gang XIII/ No.55 Malang, berbekal dengan tekat dan sebuah harapan serta bermula dari saran seorang teman mbak Yunita namanya, aku memulai usaha yang bermodal pikiran dan waktu luang yaitu mendirikan sebuah rumah belajar. 
        Saat itu, aku masih haus akan ilmu pengetahuan, pekerjaan, bahkan uang atau materi. Apapun yang menghasilkan uang, akan kukejar sepenuh hati walaupun harus terseyok seyok ragaku yang kecil ini. Tiap jalan di Kota Malang aku tapaki, waktu demi waktu. Walau terkadang saat perut keroncongan harus ditahan demi mendapat sesuap nasi dan sayuran,hee....
      Niat awal yang diinginkan orang tua agar aku bisa melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) harus kuurungkan. Mengapa? tentunya karena faktor B dan D. yaitu Biaya dan Dana. Dimana adik-adikku yang kecil,masih memerlukan biaya besar untuk pendidikannya. Ketika aku harus memilih untuk melanjutkan kuliah S1 atau mencari kerja? Disanalah raksasa yang tertidur itupun terbangun. Raksasa itu adalah sebuah ide atau gagasan besar yang cemerlang.. Meski ide itu lahir dari seorang yang memiliki berat bedan tidak lebih dari 40 kg. Harapan ke depanku  hanyalah sederhana, yaitu ingin membanggakan orang tua dan dapat sedikit demi sedikit menabung untuk dapat melanjutkan studi. 
      Kala itu, jangankan laptop, komputerpun aku tidak punya, brosur kubuat dengan mengetik di rental dekat kos-kosan. Kemudian kufotokopi, tidak banyak hanya sekitar 10x saja. Kemudian aku berjalan menyusuri rumah-rumah di sekitar gang tersebut untuk membagi-bagikan brosur sembari menawarkan jasa les kepada ibu-ibu yang mempunyai anak dari TK sampai SD. Tatkala di awal pembuatan brosur rumah belajar tersebut kuselipkan sebuah doa dan tujuan mulia yaitu berharap anak-anak akan senang belajar dan selalu merasa belajar adalah kebutuhan seorang pelajar bukan hanya sebuah tugas yang jika dilaksanakan sekali sudah selesai namun belajar harus dilakukan secara berkala, bertahap, dan berkelanjutan.
       Walaupun disana aku masih terhitung menjadi anak kos baru di daerah itu, kuberanikan diriku untuk membuat les di rumah kos-kosan tersebut. Alhamdulillah banyak peminatnya, mulai dari anak kelas 1 SD sampai kelas 5 SD, sekitar 20 anak yang les, dan akupun membuat jadwal 3-4 anak setiap sesi nya. Namun, usahaku untuk membuat rumah belajar itu terganggu, karena aku masih seorang anak kos, pasti pemilik kos memintaku untuk berhenti. Akhirnya rumah belajar itupun aku alihkan ke rumah anak-anak yang ikut les. Namun, inipun memiliki kendala. Dikarenakan anak-anak yang ikut les banyak, jadi mereka tak jarang membuat bising dan marah pemilik rumah yang ditempati untuk les. 
       Lambat laun, anak-anakpun banyak yang berhenti les, karena beberapa kendala yang masih sulit kuatasi, yakni aku hanya mengajar sendiri dan belum bisa mengkondisikan siswa saat belajar. Sehingga les kelompok kualihkan menjadi les privat. Maksimal ada tiga anak yang les di satu tempat.
Les berjalan sekitar 1 jam setiap harinya di setiap tempat les privat, libur hanya hari minggu saja. Les diadakan seluang waktuku, karena saat itu ada beberapa pekerjaan lain yang harus kukerjakan setiap pagi dan sore hari.
      Setiap tahunnya, Alhamdulillah selalu ada yang daftar les, meski maksimal aku hanya mendapat 10 siswa saja, namun alhamdulillah bisa kutepati setiap ada yang les dengan waktu dan hari yang tidak menentu itu. Namun aku bersyukur, karena wali murid yang anaknya ikut les benar-benar memahami bahwa aku seorang anak kos yang jauh dari rumah, yang harus pulang minimal sebulan sekali untuk melepaskan rindu bersama keluarga sekaligus juga untuk menambah uang saku. 
       Ketika aku meniti impian tersebut, aku suka menulis di akun facebook dengan akun Weka Naila setiap aku melakukan pekerjaanku. Kesukaan dengan pekerjaanku membuat rumah belajar ataupun les-lesan sederhana itu membuatku menamakan rumah belajar tersebut dengan nama Weka Naila Suka-Suka, yang mengandung arti suka suka untuk melakukan kegiatan belajar, entah waktu, biaya, bahkan bisa libur sewaktu-waktu ketika aku harus pulang ke rumah Tulungagung.

Terima kasih atas kunjungannya. Dengan adanya rumah belajar ini diharapkan dapat membantu temen-temen semua untuk memudahkan mencari informasi dalam menjaga buah hati demi kemajuan bangsa bersama mewujudkan rumah belajar Indonesia yang mampu menginspirasi dunia. Terima kasih

You Might Also Like

0 komentar: